Wonderful Journey: Me in 10 Years
Hari ini, usiaku genap 27 tahun. Beberapa hari yang lalu aku sempat beripikir, ‘apa saja sih yang sudah terlewati selama 10 tahun terakhir ini?’ karena aku merasa ternyata banyak sekali hal yang telah terjadi. Some might you know, some might you don’t. Some might similar to yours, some might so unfamiliar. And here’s my story…
3 Tahun Pertama
Dimulai dari aku yang masih duduk di bangku kelas XI SMA. Saat itu, bagiku tidak ada hal yang paling mengganggu selain harus langganan remedial matematika – hahahaha. Fokusku hanya mengikuti rutinitas ala siswa SMA pada umumnya; sekolah dan les. Yang aku rasakan saat itu sebenarnya, jurusan IPA yang aku pilih, bukan aku banget. Mungkin kalau waktu itu ada jurusan Bahasa di SMA-ku, aku akan ambil jurusan tersebut. Tapi jauh sebelum duduk bangku SMA ini aku sudah tahu satu hal, yaitu ke mana aku harus melangkah setelah jenjang ini – ke psikologi.
Aku punya banyak teman di SMA, tapi yang bagiku terasa dekat dan sepaham hanya beberapa saja, dan akhirnya bertahan sampai sekarang. They’re just like a family for me. Dari segala ranah pergalauan pasti mereka ada. Sampai akhirnya waktu itu, di kelas XII SMA, ada pemilihan brand ambassador salah satu produk skincare untuk remaja (inisialnya C&C 😛 ) di sekolah. Aku dan sahabatku (Nita @nitaviant) yang nggak sengaja lagi jalan di lapangan menuju gerbang saat pulang sekolah, tiba-tiba ditawari casting buat jadi brand ambassador perwakilan sekolah (waktu itu memang dicarinya sepasang BFF gitu). Hadeh… Langsung deh nolak dengan beribu cara. Boro-boro kepikiran casting, remed saja masih numpuk! Hahahaha.. Tapi akhirnya, kamipun pasrah dan mau ikut casting (casting-nya langsung saat itu juga di sekolah). Kami jadi pasangan terakhir yang casting di sekolah. Sudah muka kucel, bau matahari, lemas nggak ada tenaga kecapekan mikir di kelas, jadi ya kami nggak berharap apapun. Apalagi kami tahu waktu itu yang casting juga banyak sekali dari kelas X-XII, apalah kami yang cuma remah-remahan tempe mendoan ini… 😛 Tiba-tiba selang 2 minggu, kami dihubungi oleh pihak C&C dan dinyatakan jadi perwakilan brand ambassador dari sekolah kami! Nah lho! Singkat cerita, setelah ikut karantina brand ambassador selama 3 hari, terpampanglah muka kami di billboard C&C yang dipajang di sekolah. Hahahaha jadi pengalaman yang paling kocak selama SMA sih!
Di awal semester 2 kelas 3 SMA, aku coba ikut tes masuk Fakultas Psikologi di UNIKA Atma Jaya Jakarta. Well, akhirnya diterima dan semenjak saat itu praktis aku sudah punya pegangan akan kuliah di mana. Tapi tetap saja ada rasa seperti tidak mau menyerah dan ingin ikut seleksi masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Akhirnya, coba ikut seleksi masuk di Universitas Indonesia dengan tetap memilih Fakultas Psikologi, gagal. Tidak menyerah aku coba ikut SNMPTN. Kali ini aku coba peminatan IPC (Ilmu Pengetahuan Campuran), jadi bisa mix jurusan IPA dan IPS. Aku memilih Kedokteran UI, Hukum UI, dan Hukum UNPAD – entah kenapa tiba-tiba terpikir ingin coba masuk Fakultas Hukum, mungkin karena ayahku jaksa dan di satu sisi aku pikir kalau untuk Fakultas Psikologi aku sudah ada pegangan di Atma Jaya, so ya that’s it. Untuk SNMPTN itu, aku belajar both of science and social dan terasa sekali mati-matian belajarnya. Akhirnya, alhamdulillah SNMPTN-ku membuahkan hasil; aku diterima di Hukum UNPAD. Well, akhirnya yang terjadi malah galau antara tetap di Psikologi Atma Jaya atau beralih ke Hukum UNPAD. Waktu untuk menentukan pilihan hanya 2 hari dan aku harus cepat-cepat memutuskan. Tanya pertimbangan dari orangtua, tanya ke dalam diri sendiri, sama tanya ke Allah SWT melalui sholat istikharah adalah hal-hal yang akhirnya aku lakukan. And I don’t know why, maybe because it is one of my childhood dreams, psychology is my choice. Dan alhamdulillah, pilihanku tidak salah 🙂
Kuliah di Psikologi Atma Jaya, buatku pribadi, seperti bertemu jodoh. Aku suka hampir semua mata kuliah di Fakultas Psikologi – yang aku nggak suka cuma statistik dan turunannya which is ini banyak sekali sih mata kuliahnya hahahaha. Kuliahku alhamdulillah lancar, tidak ada hambatan, tidak pernah ada masalah. Kalau ditanya banyak tugas atau tidak, ya banyak sekali, tapi mungkin karena aku suka sekali dengan psikologi hal tersebut bukan suatu momok bagiku. Later (in 5th semester), aku ambil peminatan psikologi klinis. Nanti kapan-kapan aku coba share di sini secara spesifik tentang kuliah psikologiku ya. My new support systems in here – teman-teman kuliahku – juga baik dan masih dekat sekali sampai sekarang. Super love!
Menuju ke ranah pergalauan, pernah ada yang tanya ke aku, “Ibu Ninda, nggak pernah galau ya?” Ya pernah dong! “Kapan tuh, kenapa bisa galau, galauin siapa?” Galaunya ada di 3 tahun pertama dalam sepuluh tahun ke belakang ini. Alasan dan siapa orangnya aku nggak bisa cerita ya, nanti orangnya GR. Hahahahaha. Pokoknya, just like you girls, aku juga pernah galau. One thing that you girls should know is: this too shall pass. Semua rasa sedih, marah, putus asa, dan teman-temannya itu akan usai dengan sendirinya. Kuncinya hanya dua: kapan dan bagaimana, dan yang tahu hanya diri kita sendiri. Kalau dalam ceritaku, memang butuh waktu cukup panjang dan sepertinya bermacam cara sudah aku coba. Tapi hal yang menjadi titik balik dari kegalauanku pada saat itu: perkenalanku dengan suamiku. Ayah Dodo. He changes every my sadness to happiness 😀
3 Tahun Kedua
Dihiasi oleh tercapainya keinginanku yang ingin menikah muda dan hari-hari mengasuh anak pertamaku. Pastinya, ini menjadi hal baru dalam hidupku yang dulu aku lakukan serba seenak jidat. Dari yang tidak pernah bangun pagi, jadi harus terbiasa bangun pagi. Dari yang tidak pernah masuk dapur dan memikirkan hari ini mau masak apa, jadi hal itulah yang setiap pagi aku pikirkan. Dari yang tidak pernah memikirkan urusan finansial karena apa-apa masih untuk diri sendiri, jadi harus pintar membagi keuangan rumah tangga. Banyak sekali keterampilan yang mau tidak mau akhirnya aku pelajari dari status baruku sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Menikah merupakan hal terindah yang aku nantikan dalam hidupku. Menjadi pengantin adalah cita-citaku sejak kecil dulu. Bertemu dengan sosok suamiku yang cuek tapi penyayang membuatku paham kalau cinta tidak selamanya menye-menye dan penuh drama. Suamiku orang yang tidak pernah menjanjikan apapun padaku, terlebih jika ia merasa belum tentu bisa menepatinya, namun di sisi lain ia terus-menerus berusaha membuatku bahagia dengan segala kemampuannya. Suamiku tidak pandai bermain kata, apalagi gombal. Selama kami berpacaran dulu, kami tidak pernah putus sekalipun. Ia selalu berusaha menangkapku kembali, maka itulah aku merasa diperjuangkan dan dicintai. Pernikahan ini menjadi ajang bagi kami untuk mempelajari pribadi satu sama lain, memahami apa yang disuka dan tidak disuka, dan mengerti bahwa kami adalah dua individu berbeda yang ingin mencoba menerima satu sama lain. Thank you Dodo for always being here, in my good and bad times 🙂
Sama seperti menusia lainnya, akupun sempat merasa bingung saat pertama kali jadi ibu. ‘Ini anak mau diapain?’ itulah yang muncul di pikiranku pada hari-hari pertama setelah kelahiran Une. Banyak baca dan mempelajari segudang hal baru tentang anak, itulah yang aku lakukan. Karena terlalu banyak membaca banyak hal, aku jadi punya idealisme yang aku buat sendiri, seperti no babysitter alias mengasuh sendiri, pakai diaper atau pospak (popok sekali pakai) hanya saat tidur malam selebihnya memakai cloth diaper, serta hanya berikan ASI (tidak susu formula). Terkadang saat sedang merasa super lelah, tidak jarang aku menangis. Suamiku tahu hal tersebut dan menenangkanku. Lately, aku sadar I’m just human, it’s normal to cry. Normal untuk merasa bingung, aneh, atau bahkan frustrasi dengan keadaan baru. Yang aku harus lakukan adalah beradaptasi, adjusting myself so I can be ready.
“Jadi sebenarnya susah nggak sih jadi istri dan ibu di usia muda?” Well, ini pertanyaan yang sepertinya sering sekali masuk ke telingaku. Susah sebenarnya tidak, hanya kembali lagi ke pribadi masing-masing, siap atau tidak. Semuanya tergantung dari kesiapan diri sendiri. Segala hal yang terjadi di sekeliling – mulai dari teman-teman yang masih muda dan bisa nongkrong sesuka hati, anggapan orang lain yang mungkin underestimate dengan kemampuan diri kita sebagai istri dan ibu, keraguan yang muncul dari dalam diri sendiri, masalah-masalah rumah tangga maupun urusan anak yang tiba-tiba muncul, dsb – itu sebenarnya tidak akan berpengaruh apapun pada diri selama adanya kesiapan tersebut. Siap bertanggung jawab, siap menerima kehidupan paska menikah termasuk memiliki anak, siap menjadi ‘gila’ lalu menjadi ‘waras’ kembali. So yaaa.. Kuncinya ada di dalam diri masing-masing.
“Ibu Ninda mendukung atau menyarankan untuk nikah muda nggak?” Jujur, aku tidak bisa menjawab pertanyaan ini, karena aku yakin konsep kehidupan, pernikahan, dan cita-cita pada setiap orang berbeda-beda. Ini aku berbicara dari sisi perempuan ya. Kalau dengan menikah muda tapi impian kita jadi terputus, bagaimana? Kalau dengan menikah muda tapi tidak merasa nyaman dan merasa kesempatan di masa muda hilang begitu saja, bagaimana? Kalau dengan menikah muda tapi tidak bisa mengaktualisasikan kemampuan diri karena satu dan lain hal, bagaimana? Nah, hal tersebut kembali ke diri calon pengantinnya. Kalau yang aku pribadi rasakan sejauh ini, I’m complete. Alhamdulillah, aku memiliki suami yang memberikan aku ruang untuk mengaktualisasikan diriku. Alhamdulillah, aku memiliki anak yang kooperatif dalam mendukung apa-apa yang aku kerjakan. Tapi kembali lagi, hal yang terjadi padaku tidak bisa lantas menjadi parameter. Intinya tetap pada kesiapan diri untuk menjalani kehidupan baru – kehidupan berumah tangga.
Drama kehidupan rumah tangga plus memiliki anak ini, tidak satu-satunya drama yang terjadi padaku saat itu. Ada satu drama kumbara lainnya: aku belum lulus kuliah! Teman-teman kuliahku satu per satu mulai lulus dan hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri untukku. Aku ingin diwisuda bersama mereka, apalagi memang tidak pernah ada masalah akademis selama perkuliahanku, jadi aku tidak mau hanya karena kesibukan baruku sebagai ibu, aku akan kehilangan impianku untuk bisa lulus tepat waktu. Waktu itu bulan Agustus dan bahkan bab 1-ku belum rampung! Aku sengaja berjuang (yang menurutku) mati-matian. Bangun sebelum Une terbangun demi mencari teori, rela tidak ikut tidur saat Une tidur siang dan kembali mengetik, tidur malam lebih larut dari biasanya demi menyelesaikan bab per bab. Setiap bimbingan pasti Une aku bawa karena saat itu Une masih ASI dan kebetulan ASI-ku tidak bisa dipompa. Belum lagi pernah seharian Une rewel tidak jelas saat revisi skripsi menumpuk, dan akhirnya berujung ke pertumpahan air mata aku dan Une. Hahahaha 😛 Kalaupun ditanya, “Lalu maunya apa?” Aku akan jawab aku akan tetap menjalani semua ini, mengasuh anakku all by myself ditambah menyelesaikan skripsi dengan baik. Capek? Banget! Tapi semua aku lakukan dengan rasa yakin dan percaya kalau sekecil apapun progress yang aku lakukan pasti akan mendekatkanku dengan kelulusan dan akan dibalas kebaikan oleh Allah SWT, so I have nothing to worry. Dan, alhamdulillah semuanya berjalan mulus, aku hanya butuh 5 bulan untuk menyelesaikan skripsi kualitatifku. Pada Januari aku lulus, dan bisa ikut wisuda bersama teman-temanku! 😀
3 Tahun Ketiga
Lima bulan setelah resmi lulus S1, aku mendaftar seleksi masuk S2. Gila! Aku juga heran kenapa aku nekad daftar S2, hehehe. Alhamdulillah setelah diterima, 2 bulan kemudian aku resmi jadi mahasiswi lagi. Banyak sekali pertanyaan dari orang-orang di sekitarku yang penasaran akan alasanku melanjutkan S2. Mereka menganggap hidupku sudah lengkap dengan suami dan anak, buat apa melanjutkan pendidikan lagi. Buat mereka, lebih baik mengurus keluarga dibandingkan melanjutkan pendidikan. Well, hal tersebut sudah aku pertimbangkan sedari awal. Alasanku melanjutkan pendidikan hanya satu: aku ingin mengaktualisasikan diriku. Aku ingin memenuhi harapan-harapanku atas diriku sendiri. Aku ingin bermanfaat bagi orang lain, tidak hanya untuk keluargaku saja. Aku tidak mau mimpiku musnah hanya karena aku sudah berkeluarga. It’s even not an excuse for me.
Hari-hariku melalui perkuliahan S2, walaupun cuma berkuliah di akhir minggu, tetap saja jadi kesibukan baru dan sedikit banyak membuatku pusing. Aku sudah tahu resiko ini dari awal dan percaya pasti aku mampu melaluinya, as I did it saat aku S1 kemarin. Aku ambil S2 Terapan Psikologi Anak Usia Dini di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Alasanku karena saat itu aku terpikir ingin membuat preschool/daycare atau apapun yang berhubungan dengan keluarga dan anak (walaupun memang membuat preschool/daycare not as easy as magic but it’s ok, I have @kidaf.id now. It is just the same 😀 ). Bagiku, kuliah S2-nya ini sangat menyenangkan karena hampir semuanya praktek. Mata kuliahnya juga sangat seru, ditambah lagi tesis yang menjadi syarat lulus diwajibkan untuk membuat project untuk keluarga atau anak. So fun yet so pusing! Hahahahaha! Untuk penjelasan panjang mengenai perkuliahan S2-ku, sama seperti perkuliahan S1-ku, nanti akan coba aku jelaskan di post berikut-berikutnya ya. Alhamdulillah, aku bisa lulus kuliah S2 setelah sekitar 2 tahun menuntut ilmu 🙂
Hari-hari mengurus keluarga dan mengasuh Une di tahun-tahun ini alhamdulillah tanpa kendala berarti. All is fine. Aku dan suamiku semakin kompak menjadi suami-istri sekaligus orangtua untuk seorang anak balita, anakku yang sudah beranjak dari tahun-tahun kebayiannya (bahasa apa ini?) sudah mulai bereksplorasi dan mengerti dunia di sekelilingnya. Oh ya, di tahun-tahun ini pula pertama kali aku membuat akun Instagram untuk Une (@arkhairan). Alasanku saat itu sebenarnya ingin berbagi ilmu yang aku dapat di bangku kuliah S2, hal-hal baru terkait mendidik anak usia dini, dan sebagainya yang mampu mengedukasi atau memberikan informasi bagi orang lain. Alhamdulillah, sambutan dari followers – yang kemudian Une generalisasikan menjadi onti-onti – sangat hangat dan baik. Kamipun pernah beberapa kali mengadakan giveaway dan meet & greet dengan para followers Une. Senang sekali ternyata! They aren’t just followers for us, we can feel they love and they become our family too! Thank you so much for all your attention and appreciation, guys! 😀
1 Tahun Terakhir
Kami banyak menghabiskan waktu untuk berlibur bersama keluarga, walaupun di sekitar Indonesia tapi hal ini merupakan quality time untuk kami. Une jadi si anak pantai yang suka lupa waktu kalau sudah bertemu pasir. Selain itu, entah mengapa Une jadi sangat jatuh cinta dengan Jogjakarta, sampai pernah suatu hari ia mengajakku untuk pindah rumah ke Jogja. Kalau aku sih pergi ke manapun suka, asalkan bersama pak suami… Ciyeee! 😛
Di tahun lalu, kami berencana ingin menambah momongan dan alhamdulillah saat ini aku sedang hamil 25 minggu. Seperti yang sudah beberapa kali aku bahas di blog ini, kehamilan keduaku ini sangat menyenangkan. Tidak ada keluhan apapun, tidak ada morning sickness, alhamdulillah janin sangat kooperatif dan senang sekali jalan-jalan 😀 Semoga kehamilan ini berjalan lancar, sehat, sempurna, bahagia, dan penuh cinta sampai proses persalinan nanti di bulan Juni 2017. Rasanya tidak sabar bertemu dengan malaikat kecilku yang berjenis kelamin…… ***sensor*** Hihihihi, kami sekeluarga sudah tahu sih jenis kelaminnya, tapi tidak apa ya masih kami rahasiakan, belum tahu sampai kapan 😀
Oh ya, aku juga memutuskan pakai hijab di tahun lalu. Jadi sebenarnya, keinginan memakai hijab sudah ada dari tahun 2014 seingatku. Sempat beberapa kali pakai saat bulan Ramadhan di tahun 2014 itu, kemudian aku lepas lagi. Aku tidak tahu kenapa tapi mungkin masih ada rasa ragu karena ilmu agamaku pada saat itu belum seperti di tahun lalu. Later, I know it was really wrong. Buatku, memakai hijab adalah proses yang sangat sakral dan indah, walaupun mungkin bagi sebagian orang hanya untuk memenuhi kewajiban semata. Suatu malam, di tahun 2016 lalu, aku sempat berpikir, ‘Tahun ini usiaku 26 tahun. Tidak ada jaminan aku akan hidup selama 26 tahun ke depan. Kalau ternyata, sebelum 26 tahun ke depan aku sudah meninggal, masa iya hidupku lebih lama yang tidak memakai hijab dibandingkan dengan memakai hijab? Apa yang akan aku katakan pada Allah SWT?’ Pikiran itu terus menerus menggelayutiku sepanjang malam bahkan sampai malam-malam berikutnya. Aku sampai tidak bisa tidur. Aku sampai menangis tapi bingung apa yang sebenarnya menjadi alasanku untuk menangis. Akhirnya, di situlah aku memutuskan untuk berhijab. Aku yakin pada saat itu Allah SWT datang kepadaku, mengetuk pintu hatiku. Aku yakin itulah saat Allah SWT berkomunikasi denganku – bukan dengan kalimat, tapi dengan pemikiran yang Ia berikan kepadaku. That’s why, aku katakan ini adalah proses yang sakral dan indah. Aku tahu, aku disayang oleh Allah SWT. Semoga dengan keputusanku ini, aku dapat menjadi wanita yang lebih baik lagi ke depannya 🙂
Benar ‘kan ternyata banyak yang terjadi dalam 10 tahun terakhir ini? Jujur, aku tidak pernah menyangka akan banyaknya perubahan yang terjadi dalam 10 tahun ini. Bahkan, Aninda yang duduk di bangku kelas XI SMA saat itu juga tidak akan menyangka ia akan menjadi Aninda yang seperti sekarang ini. Hihihihi. Semoga cerita kehidupanku bisa menginspirasi atau menjadi dongeng sebelum tidur kalian ya. Big thanks for reading this post! And don’t forget to leave a comment here!
Terimakasih Allah SWT untuk segalanya. Terimakasih untuk 10 tahun terakhir ini – perjalanan yang sangat indah untukku. Terimakasih sudah mengizinkanku bernafas selama 27 tahun lamanya. Aku sayang pada-Mu, Allah SWT-ku 🙂
Always Love,
Aninda — The-A-Family
40,892 total views, 1 views today
Halo Bunin, makasih banyak atas sharingnya yang super detail. Makasih juga udah memotivasi saya. Ehehehe. Sering-sering sharing hal-hal baik ya bu.. Semoga Bunin dan keluarga diberikan kesehatan selalu. Ditunggu sharing-sharing detailnya mengenai psikologiii… eheheh 😀
Meskipun aku telaattt bgt baru baca, but I love this family, for sure!💜 terus menginspirasi buninkuuu🥰
Thank youuu! Kiss kiss!
bu nin, ak risma seorang ibu usia 27 th, anak 1 usia 15 bulan, dan sekarang kondisinya lagi menyelesaikan thesis S2 ak. Jujur lagi hopeless banget, setelah cuti 1 tahun karena anak gak ada jagain, akhirnya sekarang balik ke kampus lagi untuk nyelesein thesis, karena emg tinggal thesis aja. Tapi ternyata ngerjain thesis sambil urus anak itu perlu effort yg besar. Adakah artikel yg bisa ak baca untuk jadi penyemangat. Kayaknya dulu pernah baca story nya bu nin tentang kuliah sambil urus anak tapi ak scroll lagi kok gak nemu ya. Makasih bu nin, semoga bisa memberikan masukan. 🙂
Halo bu ninda, so inspiring.. aku jadi kepo berat sama post-an bu ninda selanjuntnya tengtang S2 terapan psikologi anak usia dini, karena rencananya pengen S2 disitu juga, semoga impian ku terwujud, aamiin 🙂 thank you bu ninda, semoga bu ninda & keluarga senantias diberkahi Allah
Sangat kagum sama ibu ninda, mengikuti instagram ibu ninda dari aku masih duduk di kelas 3 SMK sampai skrng usia ku sudah 21 tahun. Hehehe mimpinya si pengen nikah muda tapi kayanya aku harus selesain perkuliahanku dulu deh hehehe. Terimakasih ibu ninda aku banyak termotivasi dari ibu ninda, bikin aku semangat kejar pendidikan, semangat juga buat mengetahui hal-hal baru yg belum aku ketahui. Sehat terus A family . Keep writing & keep inspiring ibu ninda ❤️❤️❤️
Halo bu ninda ini cahya, lagi riset blognya bu ninda. Selama ini sekedar lihat selewat aja dr instagramnya une. Part paling menginspirasinya di bagian keputusan berhijab dan ngerampungin skripsi sambil mengasuh une sampai dibawa bimbingan. Daebaaak, bener2 jihadnya seorang ibu. Ah, seandainya ada kesempatan interview langsung.
Kapan-kapan main ke solo ya bu ninda, and by the way kita hanya selisih tiga tapi pencapaian bu ninda sudah banyak sekali. Jadi berasa ngga ada apa-apanya.
Keep inspiring bu ninda 😍😍😍
haloo bu nindaa salah satu alasan ku jd mhs psikologi hihi, dari panjangnya cerita aku blm nangkep bu ninda nikah dan hamil pertama itu umur brp siih siapa tau jd motivasi kedepan hehe salam sayang muaah
Paling suka di bagian bu ninda pake hijab. Keep writing & inspiring people bu ninda cantik 💖
Hihihi iyaaa.. Terimakasih banyak! Happy belated birthday juga ya buat kamu 😀
Terimakasih sayang! Maaf ya baru balas. Hahahahaha dari tingting banget ya jaman-jaman “tunella” 😀 Makasih yaaa, aamiin doanya! 🙂
What a cute experience bun! SUKAKKK😍😍😍😍😍😍😍😍😍 love from palembang!❤❤
Hai Mutia! Hahahahaha terimakasih ya! Love you too from Jekardah! 😀
Bu ninda, aku suka banget, sangat menginspirasi ❤
Terimakasih Qorina! 😀
Hallo Ibu Nindaaaaa……..
Dari semua postingannya, aku paling suka yang ini dan pengalaman hamil Une. Pas baca postingan pengalaman hamil Une mataku tiba-tiba berkaca-kaca ngembeng gitu dikantor duh jadi malu hihi Bu Ninda sangat menginsiprasi sekaliiiii❤
Pengen rasanya sharing pengalaman Bu Ninda akhirnya memilih untuk nikah muda dan persiapan apa yg harus dimiliki untuk melangkah ke arah situ. Gimana rasanya dan ceritanya disaat ayah Dodo punya niatan serius untuk melamar Ibu Ninda. Bersedia kah Bu Ninda? kebetulan sekarang aku ada diposisi diambang kebimbangan akan hal itu hehe
anyway salam ya untuk Une, anak cerdas nan menggemaskan!
Dari aku,
yang terinsiprasi akan cerita pengalaman The-A-Family❤
Halo Nurgiana! Hihihi iyaaa, kapan-kapan aku tulis ya, tapi itu memang puanjuang buanguet sih ceritanya 😀 Sehat selalu n keep reading my blog ya! 🙂
Barakaallah selalu bu Nindd dan keluarga 🙂
Barakaallah kembali untuk Devy dan keluarga ya! 😀
Ibu Nindaaaa 😭😭😭😭
Aku jadi sedih bacanya, huhu.
Setelah baca postingan Ibu Ninda yang ini, aku jadi termotivasi untuk nulis lagi. Cerita Bu Ninda juga so inspiring!
Dari yang akhir-akhir ini aku sering mengeluh tentang hidup, jadi kembali bangkit lagi dan berfikir untuk kedepan. Mungkin Allaah SWT lagi menyuruh aku bangkit lagi lewat membaca postingan Bu Ninda yang ini. Terima kasih Bu Ninda. Salam untuk Une, Ayah Dodo dan dedek janinnya ya 😘
Shelfiraaa.. Aku jadi ikutan mewek bacanya, huhuhu. Terimakasih kembali ya, sayang. Just don’t giving up on anything, keep your chin up! 😀
Hai ibu Ninda, pengamalannya menginsprasi banget. Kebetulan diriku mau menikah diusia yg persis dengan bu nin hehe 😊
Jadi makin percaya diri setalah baca ini❤
Hihihi sama-sama Qorry! Lancar ya persiapan pernikahannya! 🙂
Halo ibu ninda, aku selalu terharu setiap baca blog ibu ninda, gatau aku yang terlalu sensitif, atau memang semua yang ditulis tulus dari hati, ibu ninda sangat inspiratif, aku juga belajar banyak hal dari ibu ninda, senang dengan pembawaan ibu ninda yang sederhana dan kadang suka kocak.💕💕💕💕😘😘😘
Hai Fazilla! Yup, this is who I am everyday, hihihi.. Keep reading my blog ya, sayang! Thank you so much! 😀
Halo Ibu Ninda, spechless banget baca cerita ini, baca cerita berasa lagi ngaca bahagianya kuliah di psikologi. Alhamdulillah beberapa bulan lalu wisuda dan seketika itu didalam hati antara nikah muda atau lanjut S2 atau kerja dulu menganggu otak, namun semua kegalauan dan kegundahan terjawab sudah karena baca cerita ibu Ninda, saya sadar bahwa nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Terima kasih Ibu Ninda, untuk sharingnya❤❤❤
Yup, betul banget! Nothing to be worried about. Selamat menyambut hari-hari baru di depan ya, Mutia! 🙂
yaampun skripsi kualitatif cuma 5 bulan😢😢😢 hebat bgt bu nindaaa!!! 💙 Semoga skripsiku nanti bisa cepet jugaa, walaupun udah fix bgt gamau kualitatif😝 #anakpsikologi
Itu juga ngebut karena udah ngga tahan sama stressnya, hihihihi.. Bismillah kamu juga bisa pasti. Yang penting lakukanlah dengan cintaaa, hahahaha…
ibu nindaaaaa.. happy birthdayyyyy…
duh seneng bacanya.. aku banyakkkkkkk banget dapet inspirasi dari setiap postingannya…
semoga walaupun nanti sdh nikah ttp bisa meraih cita2 ya kaya bu Ninda. hihi
btw cerita tentang psikologinya aku tunggu lohhhh bu Ninda, jangan lama2 ya.. biar makin memotivasi aku buat ambil psikologi 😛
salam utk abang une, dede bayi & ayah dodo
sehat2 ya kalian, bahagia selaluuuuuu
Terimakasih banyak ya sayang! 🙂
Sangat menginspirasi 💙
Semoga cerita-cerita bu Ninda kedepan juga bisa menginspirasi
Terimakasih ya sayang!
so inspiring bangeeettt….. suka deh ngikutin setiap cerita yang ibu Ninda share. mulai dari follow IG ibu Ninda dan Une, dan sekarang via blog ini. Semangat berbagi cerita terus ya ibuuukk
Hihihi will do! Terimakasih banyak yaaa 😀
Kak Ninda maaf telat comment & ucapin. Selamat ulang tahun kak 🎂😊😘
Semoga panjang umur dalam kebaikan, semakin bermanfaat, semakin sholehah & istiqomah, semoga diberi kesehatan selalu dalam mengurus Une dan calon dedek bayi ya, dimurahkan rezekinya & makin sukses serta bahagia dunia akhirat. Aamiin
Keep inspiring kak!😍😍😍
Aamiin sayangku, doa baik kembali padamu ya! 🙂
Bu nindaaa ku baru baca. Hahaha
Ternyata dilema anak psikologi itu ga jauh-jauh di statistik dan anak anaknya ya :’)
So far, matkul psikologi emang menyenangkan sih. Sama sekali ga ngebosenin. Mau tugas numpuk kyk gimana juga kl passion kita disana insya Allah ngerjainnya enjoy aja sih *that is reminder for me* hahahaha
Btw aku juga sempet kepikiran nikah mudaaa. But it”s not good idea, i think lebih baik fokus kuliah dulu. Tapi memang semua itu balik ke pribadi masing2 sih hehehe
Last, semoga bu ninda istiqomah dg hijrahnya ya dan kita semua bisa jadi pribadi yg lebih baik lagiii. Aamiiin
Yup! Betul banget, untuk masalah nikah muda semuanya kembali lagi ke pribadinya masing-masing karena ya segala sesuatunya (mau menikah muda atau tidak) tetap ada plus-minusnya, hihihi. Yang penting, jalani aja dulu yang ada di depan mata sekarang ya. You go girl! 😀
asalamuallaikum bu ninda, aku selalu suka sama cerita bu ninda di blog sangat menginspirasi sekali, apalagi yg menikah dan mempunyai anak di usia muda hihi… selamat ulang tahun bu ninda, sehat terus ya bu ninda semoga lancar di persalinannya nanti…
salam buat bang une ya bu ninda..
Waalaikumsalam. Aamiin doanya, sayang.. Terimakasih ya 😀
Aku sukaaa baca ini 😍😍😍😍
Huahahaha.. Membantu mengatasi kegalauan di masa muda ya, Cha! 😀
Selain suka sama une yg ganteng dan menggemaskan, suka juga sama ibu ninda yg sangat sederhana, cantik dan parenting. Semoga bu Ninda bisa buka Workshop tentang parenting ya, sangat ditunggu♥️!
Aamiin, makasih ya sayang! 😀
Arkhairan suka di jogja ? Aku juga. Suka bgt. Arkhairan kapan nih k jogja hwehwehwe
Sukaaa banget! Sampe minta pindah ke Jogja Barat! *padahal ngga tau itu di sebelah mana*
Selamat ulang tahun bu Ninda. Semoga selalu sehat dan keep inspiring newbie moms dg cerita-cerita parenting mu yaa. 🙂
Terimakasih ya sayang 🙂
Selamat ulang tahun Kak Ninda. Semoga panjang umur, sehat dan bahagia selalu ibu muda idolakuuu 😁
Eh iya kak, kapan mau ada meet and greet lg? Aku mau ikutan deh, mau bertukar cerita jg soal kehidupan sm kak Ninda 🤗 Boleh? Hehehe
Terimakasih ya sayang! Aku belum tau nih meet n greet kapan lagi, maybe nanti kali ya kalo adiknya Une sudah lahir hehehe 🙂
Halo ibu ninda . Salam dari Bontang 😊
Senang bisa ngikutin blog sama postingan ig bu ninda & une .
Sehat terus yaa the-a-family 💕
Aamiin ya Allah, doa baik kembali ke kamu ya sayang. Salam balik dr Jakarta untuk warga Bontang 🙂
cerita bu ninda selalu memberikan inspirasi banget❤
Nuhun sayang! 🙂